PENERAPAN
MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PKn TENTANG GLOBALISASI
PADA
SISWA DI KELAS IV SDN BERANGAS TIMUR 2 KABUPATEN BARITO KUALA
Edwin Setiawan
Email : rheinmendoza@gmail.com
Abstract : Education
in principle play important role to develop ability and also upgrade and human
being prestige in realizing the target of national, equally education play a
part strategic in creating human resource. Student of SD expected can execute
its rights and obligations to become smart Indonesia citizen, skillful and with
character [pass/through] study of PKN with applying of model of Problem Based
Learning.
Abstrak : Pendidikan
pada prinsipnya berperan penting untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu dan martabat manusia dalam mewujudkan tujuan nasional, dengan
kata lain pendidikan memegang peranan yang strategis dalam menciptakan sumber
daya manusia. Siswa SD diharapkan mampu melaksanakan hak–hak dan kewajibannya
untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter melalui
pembelajaran PKn dengan penerapam model Problem Based Learning.
Kata kunci : meningkatkan, menciptakan,
problem based learning
Pendidikan kewarganegaraan adalah
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak- hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai dengan Undang- Undang
1945. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfakuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia,
dan suku bangsa.
Mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan
nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur
dan moral tersebut diharapkan dapat mewujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan
sehari- hari siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat
serta sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa (KTSP, 2006).
Menurut
Anita (2004:3) mutu pendidikan merupakan konsekuensi langsung dari suatu
perubahan dan perkembangan dari berbagai aspek kehidupan. Tuntutan terhadap
mutu pendidikan tersebut menjadi syarat terpenting untuk dapat menjawab
tantangan perubahan dan perkembangan dari berbagai aspek kehidupan tersebut. Hal
itu diperlukan untuk mendukung terwujudnya manusia Indonesia yang cerdas dan berkehidupan yang damai, terbuka,
dan berdemokrasi, Untuk itu, pembenahan dan penyempurnaan kinerja pendidikan
menjadi hal yang paling utama yang harus segera dilakukan.
Berdasarkan
undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 tentang ketentuan umum pendidikan
dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Disini’PBL’, sebagai pendekatan pembelajaran
yang diawali dengan pemberian masalah kepada siswa di mana masalah tersebut
dialami atau merupakan pengalaman sehari-hari siswa. Selanjutnya siswa
menyelesaikan masalah tersebut untuk menemukan pengetahuan baru. Secara garis
besar PBL terdiri dari kegiatan menyajikan kepada siswa suatu situasi masalah
yang autentik dan bermakna serta memberikan kemudahan kepada mereka untuk
melakukan penyelidikan dan inkuiri. PBL ini suatu pendekatan yang melibatkan
siswa dalam penyelidikan dalam pemecahan masalah yang memadukan ketrampilan dan
konsep dari berbagai kandungan area.
Penelitian ini
diharapkan berguna bagi sekolah, guru dan peneliti lanjutan. Dengan penelitian
ini guru diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai alternative strategi dalam
pembelajaran PKn di kelas IV dengan menggunakan model PBL sebagai media
pembelajaran. Bagi peneliti hasil ini dapat memperkaya wawasan,
pengetahuan,referensi tentang penggunaan
model pembelajaran PBL.
Metode
Pendekatan
penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif peneliti untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan
kenerja peneliti sebagai tenaga pendidik. sedangkan jenis penelitiannya
tergolong penelitian tindakan berupa penelitian tindakan kelas (PTK)
(Suharsimi, 2010: 12). Alasan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif adalah (1) lebih mudah mengadakan penyesuaian dengan kenyataan yang
berdimensi ganda, (2) lebih mudah menyajikan secara langsung hakikat hubungan
antara peneliti dengan subjek penelitian, (3) memiliki kepekaan dan daya
penyesuaian diri dengan banyak pengaruh yang timbul dari pola-pola yang
dihadapi.
Problem based learning (PBL) merupakan suatu pendekatan
pembelajarn atau metode mengajar yang fokus pada siswa dengan mengarahkan siswa
menjadi pembelajar mandiri yang terlibat langsung secara aktif terlibat dalam
pembelajaran berkelompok. PBL membantu siswa untuk mengembangkan ketrampilan
mereka dalam memberikan alas an dan berpikir ketika mereka mencari data atau
informasi agar mendaptkan solusi untuk memecahkan masalah, Suyanto ( 2008:21)
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu
strategi pengajaran yang berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual. Problem
Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis
dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep yang esensial dari materi pelajaran (Nurhadi dkk, 2009;16). Menurut
Riyanto (2009:288) Problem Based Learning (PBL) memfosuskan pada siswa menjadi pembelajaran yang mandiri dan
terlibat lansung secara aktif dalam pembelajran kelompok. Model ini membantu
siswa untuk mengembangkan berpikir siswa dalam mencari pemecahan masalah
melalui pencarian data sehingga diperoleh solusi untuk suatu masalah dengan
rasional dan ontentik.
Pembelajaran lebih memahami
konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut, melibatkan
secara aktif memecahkan masalah dan menuntut ketrampilan berpikir pebelajran
yang lebih tinggi,pengetahuan
tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki pebelajar sehingga pembelajran
lebih bermakna, pembelajar dapat merasakan manfaat
pembelajaran sebab masalah-masalah yang diseleseikan lansung dikaitkan dengan
kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatakan motivasi dan ketertarikan
pebelajar terhadap bahan yang dipelajari, menjadikan pebelajar lebih mandiri
dan lebih dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain,
menanamkan sikap sosial yang positif diantara pembelajar, pengkondisian
pebelajar dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap pembelajaran
dan temannya sehingga pencapaian ketuntasan belajar pebelajar dapat diharapkan
a. Mengorientasikan pebelajar pada masalah
Pada awal Problem based learning (PBL),
pembelajaran terlebih dahulu menyampikan secara jelas tujuan pembelajaran,
menetapkan sikap positif terhadap pembelajaran, dan menjelaskan pada pebelajar
bagaimana cara pelaksanaannya. Berdasarkan masalah tersebut pebelajar
dilibatkan secra aktif memecahkan, menemukan konsep, prinsip-prinsip, dan
seterusnya dalam mata pelajaran difusi inovasi pendidikan.
b. Mengorientasikan pebelajar untuk belajar
Problem based learning (PBL) memerlukan ketrampilan
pengembangan kolaborasi diantara pebelajran dan membantu mereka menyelidiki
masalah secara bersama-sama. Hali ini merupakan bantuan merencanakan
penyelidikan dan pelaporan tugas-tugas mereka. Selain itu perlu adanya
kelombpok belajar. Adanya beberapa hal penting yang perlu diperhatikan di dalam
mengorganisasikan pebelajar ke dalam kelompok pembelajaran berdasarkan masalah
yakni pebelajar ke dalam kelompok Problem based learning (PBL) yakni
pebelajar dibentuk bervariasi denhan memperhatukan kemampuan, ras, etnie dan
jenis kelamin sesuain dengan tujuan yang akan dicapai.
c. Memandu menyelidiki secara mandiri maupun
kelompok
Penyelidikan dilakukan secara mandiri, berkelompok
kecil yang merupakan inti model Problem based learning (PBL).
Walaupun setiap situasi masalah memerlukan sedikit perbedaan teknik
penyelidikan, paling banyak meliputi proses pengumpulan data dan eksperimen,
hipotesis penjelasan dan pemberian penyeleseian. Pada tahap ini pembelajaran
mendorong pebelajar mengumpulkan data dan melaksanakan kegiatan aktual sampai
mereka benar-benar mengerti dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar
pebelajar dapat mengumpulkan informasi cukup untuk mengembangkan ide-ide mereka
sendiri. Pada tahap ini pembelajran harus banyak membaca selain apa yang telah
ada dalam bahan ajar. Pembelajran membantu pebelajar pada pengumpulan informasi
dari beberapa sumber dan mengajukan pertanyaan pada pebelajar untuk mendeteksi
pemahaman mereka tentang masalah dan konsep yang ditemukan serta jenis
informasi yang dibutuhkan untuk menemukan pemecahan masalahnya.
d. Mengembangkan
dan menyajikan hasil kerja
Hasil-hasil yang telah diperoleh harus dipresentasikan
sesuai dengan pemahaman pebelajar. Pebelajar secara mandiri atau kelompok
memberikan tanggapan atas hasil kerja temannya. Berdiskusi, berdialog bahkan
berdebat memberi komentar terhadap pemecahan masalah yang disajikan. Dalam hal
ini pembelajar mengarahkan, memberi pandangan atas tanggapan-tanggapan
pebelajar tetapi tidak memerankan sebagai nara sumber sebagai justifikasi.
e. Menganalisa dan mengevaluasi hasil pemecahan
masalah
Tahap akhir pembelajaran berdasarkan masalah meliputi
bantuan pada pebelajran menganalisa dan mengevaluasi proses berpikir mereka
sendiri sebagaimana kegiatan dan ketrampilan intelektual yang mereka gunakan di
dalam pencapaian hasil pemecahan masalah. Selam tahap ini, pembelajar menugasi
pebelajar menyusun kembali hasil pemikiran dan kegiatan mereka pada setiap
tahap pembelajaran.
Menurut Fogarty
(Supinah & Titik Sutanti, 2010 : 21) proses pembelajaran dengan pendekatan
Pembelajaran Berbasis Masalah dijalankan dengan 8 langkah, yaitu : menemukan
masalah, mendefinisikan masalah, mengumpulkan fakta, pembuatan hepotesis,
penelitian, repharasing masalah, menyuguhkan alternative, dan mengusulkan
solusi (Rusman, 2011: 243)
Menurut Riyanto (2009:288) mengemukan bahwa dalam
langkah-langkah Problem based learning (PBL) ada 5 tahap yaitu:
1. Guru mempersiapkan dan melempar
masalah kepada siswa
2. Membentuk kelompok kecil, dalam
masing-masing kelompok siswa mendiskusikan masalah tersebut dengan memanfaatkan
dan merefleksi penegetahuan/keterampilan yang mereka miliki. Suswa juga membuat
rumusan masalah dan membuat hipotesis-hipotesi
3. Siswa mencari (hunting)
informasi dan data yang berhubungan dengan masalah yang sudah dirumuskan
4. Siswa berkumpul dalam kelompok untuk
melporkan data apa yang sudah diperolah dan mendiskusikan dalam kelompok
berdsarkan data-data yang diperoleh tersebut. Langkah ini diulang-ulang sampai
memperoleh solusi
5. Kegiatan diskusi penutup sebagai
kegiatan akhir, apabila proses sudah memperoleh solusi yang tepat.
Adapun Langkah-langkah
model pembelajaran berbasis masalah (PBM) yang digunakan guru adalah sebagai
berikut:
1)
Guru menjelaskan kompetensi yang ingi
dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan.
2)
Memotivasi siswa untuk terlibat dalam
aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
3)
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
4)
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalahnya
5)
Guru membantu siswa merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model serta membantu
mereka berbagi tugas dengan temannya.
6)
Guru membantu siswa melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan.
7)
Penutup/ guru bersama siswa menyimpulkan
pelajaran.
Pelaksanaan
tindakan ini dibagi menjadi 3 bagian, yakni kegiatan awal (pendahuluan),
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Secara lengkap langkah- langkah tersebut
yaitu sebagai berikut:
1)
Kegiatan
Awal
(1)
Mengajak semua siswa berdoa sesuai
dengan agama dan keyakinan masing- masing.
(2)
Mencek kehadiran siswa “Semua siswa
hadir”, dan mengkondisikan kelas
Tahapan- tahapan pembelajaran berbasis
masalah sebagai berikut :
Fase I : Mengorientasikan siswa
pada masalah
(1)
Apersepsi
a.
Sebelum pembelajaran berbasis masalah
dilaksanakan, guru terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan serta memberikan
motivasi kepada siswa denga menceritakan kehidupan sehari- hari yang berkaitan
dengan materi yang disampaikan.
b.
Guru menuntun siswa untuk mendifinisikan
sendiri apa itu globalisasi sesuai dengan pengetahuan yang sudah dimiliki.
c.
Guru memberikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan kehidupan nyata siswa sesuai materi dengan kartu masalah.
2) Kegiatan Inti
Fase II : Mengorganisasikan siswa
untuk belajar
(1)
Guru membagi siswa ke dalam kelompok
yang terdiri dari 4-5 orang siswa secara heterogen
(2)
Membagikan kartu masalah kepada setiap
kelompok tentang masalah dampak positif dari adanya globalisasi.
(3)
Membagikan bahan- bahan yang dibutuhkan
yang sesuai dengan kartu masalah pada masing- masing kelompok, misalnya gambar
contoh barang- barang yang ada karena adanya globalisasi.
(4)
Membagikan LKK sesuai dengan Kartu
masalah pada masing- masing kelompok.
Fase III : Membimbing penyelidikan
individual atau kelompok
(1)
Guru membimbing siswa atau kelompok
dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.
(2)
Guru berkeliling dan membantu siswa atau
kelomok yang mengalami kesulitan.
(3)
Guru mendorong siswa atau kelompok untuk
melakukan diskusi dengan teman sekelompok.
Fase IV : Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
(1)
Hasil kerja kelompok diperesentasikan
didepan kelas
(2)
Guru memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk menanggapi.
Fase V : menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
(1)
Guru memberikan penguatan terhadap
jawaban kelompok
(2)
Guru menjelaskan dampak positif yang
ditimbulkan dari adanya globalisasi dalam kehidupan sehari- hari.
(3)
Guru memberikan latihan soal dalam
bentuk LKS secara individu.
3) Kegiatan Akhir
(1)
Guru membimbing peserta didik membuat
rangkuman pembelajaran. Rangkuman pembelajaran dampak positif dari adanya
globalisasi.
(2)
Guru mengadakan Tanya jawab tentang
dampak positif dari adanya globalisasi.
(3)
Guru memberikan tindak lanjut
(4)
Guru menginformasikan kepada peserta
didik bahwa pada pertemuan selanjutnya akan dibahas tentang dampak negatif
globalisasi.
Demikianlah
penerapan pembelajaran Problem Based
Learning untuk membantu menjelaskan materi pelajaran PKn tentang materi
globalisasi di kelas IV, semoga dengan menggunakan model seperti ini bisa
membantu pemahaman siswa tentang materi globalisasi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian pada siswa kelas IV SDN Berangas Timur 2 Kabupaten Barito Kuala,
dengan materi tentang Globalisasi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Aktivitas guru
dalam pembelajaran terlaksana dengan sangat baik. Pada siklus I persentase skor
perolehan adalah 69.50% berada pada kriteria baik meningkat pada siklus II
dengan persentase skor perolehan 88.50% berada pada kriteria sangat baik.
Dengan demikian pembelajaran dapat dikatakan berhasil karena sudah memenuhi
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu jika persentase aktivitas
guru > 80% berdasarkan interpretasi keaktifan guru.
2. Aktivitas siswa
dalam pembelajaran dengan menggunakan model PBL ini juga mengalami peningkatan.
Pada siklus I persentase skor perolehan adalah 59.64% berada pada kriteria
cukup aktif meningkat pada siklus II dengan persentase skor perolehan adalah
81.97% berada pada kriteria sangat aktif. Dengan demikian pembelajaran dapat
dikatakan berhasil karena sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan yaitu jika persentase aktivitas siswa > 80% berdasarkan
interpretasi keaktifan siswa.
3. Hasil belajar
yang diperoleh pada siklus I untuk ketuntasan individual pada siklus I mencapai
57.14% dengan nilai rata- rata 70, dan pada siklus II mengalami peningkatan
menjadi 92.86% dengan nilai rata- rata 85.00.
Dengan demikian
pembelajaran dengan model PBL dapat dikatakan berhasil karena kelas disebut
tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 80% yang telah mencapai daya
serap ≥ nilai70.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil
penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan dapat dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Untuk Guru
Hendaknya guru
selalu merancang pelaksanaan pembelajaran dan dilaksanakan dengan berpatokan
sesuai Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat, hal ini perlu
dilakukan agar pelaksanaannya optimal, langkah- langkah kegiatan yang
dirancangkan dilaksanakan sesuai alokasi waktu yang telah dibuat, agar
pembelajaran terlaksana dengan baik dan tersusun, tidak membingungkan siswa
dalam pelaksanaan pembelajaran, dan tidak melebihi alokasi waktu yang telah
dibuat. Guru juga hendaknya benar- benar menguasai dan memahami materi dan
model yang digunakan sebelum dilaksanakan dikelas. Hal ini dilakukan agar
pembelajaran yang disampaikan optima dan siswa juga akan merasa nyaman dan
lebih memahami apa yang diajarkan.
Dalam hal ini
khususnya guru PKn dapat menggunakan pendekatan dan model pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Alternatif pendekatan
dan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa yaitu dengan menggunakan model PBL. Karena selain meningkatkan hasil
belajar siswa juga dapat meningkatkan aktivitas siwa dalam kegiatan
pembelajaran.
Namun hal tersebut juga harus didukung oleh kreativitas guru dalam menggunakan
pendekatan dan model tersebut. Pembelajaran akan optimal apabila benar- benar
dirancang dan dikuasai, baik itu model atau metode yang digunakan. Dengan
menggunakan model PBL, guru sebagai fasilitator dan bukan sebagai pemberi
informasi, guru perlu menciptakan lingkungan kondusip bagi siswanya dan dan
melatih siswa untuk berpikir dan menemukan sendiri dan mentransformasikan
informasi komplek, mengecek informasi baru, dan melatih benar- benar memahami
dan dan dapat menerapkan pengetahuan mereka harus bekerja memecahkan masalah,
menemukan sesuatu untuk dirinya.
2. Untuk Pihak
Sekolah
Hendaknya pihak
(Kepala Sekolah) sekolah memberikan pengawasan, pelatihan agar guru- guru
memiliki pengetahuan yang lebih, tidak hanya dalam penguasaan maeri, akan
tetapi juga mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan peningkatan kualitas
belajar mengajar, baik itu mengenai cara, sistem, model, metode, pendekatan
yang mana semua itu harus dimiliki seorang pengajar demi terciptanya mutu
penddidkan yang diharpkan.
Kepala sekolah
juga hendaknya memberikan motivasi dan dorongan kepada guru demi terciptanya
kondisi pembelajaran yang kondusif dan efektif. Salah satunya adalah dengan
memberikan motivasi dan dorongan kepada guru untuk menggunakan pendekatan dan
model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar
siswa. Salah
satu pendekatan
dan model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model PBL.
Daftar rujukan
Juliyatin. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar PKn Tentang
Globalisasi Pada Siswa Di Kelas
IV SDN Berangas Timur 2 Kabupaten Barito Kuala.
Skripsi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
program S-1 pendidikan guru sekolah dasar
universitas lambung mangkurat






0 komentar:
Posting Komentar